6.Evapotranspirasi

Deskripsi Singkat

Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada permukaan daun (tajuk). Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeorologi.

Relevansi

Dengan mempelajari proses terjadinya, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap evapotranspirasi, mahasiswa dapat melakukan analisis neraca air suatu kawasan hutan melalui pendekatan dari model-model penghitungan evapotranspirasi yang ada. Dengan menguasai metode ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengelolaan hutan dengan mendasarkan pada hasil neraca airnya.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan analisis evapotranspirasi melalui pendekatan model-model neraca air. Harapannya mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi suatu kawasan hutan melalui pendekatan neraca air kawasannya.

Pengertian dan Faktor Evapotranspirasi

Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi.
Faktor-faktor utama yang berpengaruh adalah (Ward dalam Seyhan, 1977) :

  1. Faktor-faktor meteorologi
    1. Radiasi Matahari
    2. Suhu udara dan permukaan
    3. Kelembaban
    4. Angin
    5. Tekanan Barometer
  2. Faktor-faktor Geografi
    1. Kualitas air (warna, salinitas dan lain-lain)
    2. Jeluk tubuh air
    3. Ukuran dan bentuk permukaan air
  3. Faktor-faktor lainnya
    1. Kandungan lengas tanah
    2. Karakteristik kapiler tanah
    3. Jeluk muka air tanah
    4. Warna tanah
    5. Tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi
    6. Ketersediaan air (hujan, irigasi dan lain-lain)

Model-model Analisis Evapotranspirasi
Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeoro-logi. Pengukuran langsung evaporasi maupun evapotranspirasi dari air maupun permukaan lahan yang luas akan mengalami banyak kendala. Untuk itu maka dikembangkan beberapa metode pendekatan dengan menggunakan input data-data yang diperkirakan berpengaruh terhadap besarnya evapotranspirasi. Apabila jumlah air yang tersedia tidak menjadi faktor pembatas, maka evapotranspirasi yang terjadi akan mencapai kondisi yang maksimal dan kondisi itu dikatakan sebagai evapotranspirasi potensial tercapai atau dengan kata lain evapotranspirasi potensial akan berlangsung bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata maupun permukaan tanah.

Pada daerah-daerah yang kering besarnya evapotranspirasi sangat tergantung pada besarnya hujan yang terjadi dan evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu disebut evapotranspirasi aktual.

Analisis Evapotranspirasi Metode Meyer

E = 0,35 (ea – ed) (1 + V/100) mm/hari

Ed = ea * RH

ea ===>lihat tabel berdasar t bola kering

RH ===>lihat tabel berdasar t bola basah & Δ t
V = kecepatan angin (mile/hari)

Evapotranspirasi merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi.

Analisis Evapotranspirasi Potensial Metode Thornwaite

Data yang diperlukan dalam metode ini adalah suhu rata-rata bulanan yang didapat dari suhu rata-rata harian. Data tersebut dianalisis dengan rumus-rumus :
1.jpg

Analisis Neraca Air Metode Thornwaite Mather

Perhitungan neraca air menurut fungsi meteorologis sangat berguna untuk evaluasi ketersediaan air di suatu wilayah terutama untuk mengetahui kapan ada surplus dan defisit air. Neraca air ini umumnya dihitung dengan metoda Thornthwaite Mather.

Data yang diperlukan berupa :

1. Curah hujan bulanan

2. Suhu udara bulanan

3. Penggunaan lahan

4. Jenis tanah atau tekstur tanah

5. Letak garis lintang

Langkah-langkah perhitungan :

  1. Hitung suhu udara bulanan rata-rata
    Data suhu udara pada umumnya sulit diperoleh, oleh karena itu suhu udara dapat diperkirakan dengan data suhu yang ada di suatu tempat :Δ t = 0,006 x Δ ht1 = t
    2 ± ΔtΔ h = beda tinggi tempat lokasi 1 dengan lokasi 2 (dalam meter)Δ t = beda suhu udara (Δ C);t2 = suhu udara di lokasi 2.
  2. Hitung Evapotranspirasi dengan metode Thornthwaite Mather (Ep)
  3. Hitung selisih hujan (P) dengan evapotranspirasi
  4. Hitung “accumulated potential water losses” (APWL)
  5. Hitung “Water Holding Capacity” (Sto) berdasar Tabel (Lampiran 4)
  6. Hitung soil moisture storage (St.)
    2.jpg
    Sto dihitung atas dasar data tekstur tanah, kedalaman akar
  7. Hitung delta St tiap bulannyaΔ st = Sti bulan ke i dikurangi St bulan ke (i – 1)
  8. Hitung evapotranspirasi aktual (Ea)
    untuk bulan basah ( P > Ep), maka Ea = Ep
    untuk bulan kering ( P < Ep), maka Ea = P + |- Δ St|
  9. Hitung surplus air (S); Bila P > Ep, maka S = ( P – EP) – Δ St.
  10. Hitung defisit (D), D = Ep – Ea.

Analisis Evapotranspirasi Metode Turc Langbein

Rumus umum yang digunakan yaitu konsep neraca air secara meteorologis pada suatu DAS (Seyhan, 1977) :

P = R + Ea ± Δ St

Dalam hal ini :

P = curah hujan

R = limpasan permukaan

Ea = evapotranspirasi aktual

Δ St = perubahan simpanan

Apabila neraca air tersebut diterapkan untuk periode rata-rata tahunan, maka Δ St dapat dianggap nol, sehingga surplus air yang tersedia adalah :

R = P – Ea

Dan jumlah air yang tersedia diperkirakan sebesar 25% hingga 35% dari surplus air.
Menurut Keijne (1973), evapotranspirasi aktual tahunan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus Turc-Langbein :
3.jpg
Dalam hal ini :

E = evapotranspirasi aktual (mm/tahun)

Eo = evaporasi air permukaan (mm/tahun)

P = curah hujan rata-rata (mm/tahun)

T = suhu udara rata-rata (oC)

Nilai suhu udara dapat diketahui berdasarkan data suhu udara rata-rata tahunan dari stasiun yang diketahui dengan persamaan :

T1 = T2 ± (Z1 – Z2) 0,006

Dalam hal ini :

T1 = suhu udara yang dihitung pada stasiun 1

T2 = suhu udara yang diketahui dari stasiun 2

Z1 = elevasi stasiun 1

Z2 = elevasi stasiun 2

29 Comments

  1. referensi yang di pakai sesuai dengan kuriulum yang di laksanakan nasional khususnya untuk perguruan tinggi lebih di tujukan ke arah kompetisi ya…mislnya dengan menterjemahkan referensi yang di gunakan di negara yang lebih maju misalnya di inggris dan amerika

  2. Maaf bisa bantu saya tidak? Saya sedang butuh bantuan software untuk perhitungan Metode Thornwaite Mather. Saat ini saya sedang penelitian di Sub DAS Cacaban Tegal. Saya mahasiswa ilmu tanah UNSOED Purwokerto, mohon bantuannya.

  3. adeina

    Salut untuk anda, mempermudah mahasiswa untuk belajar. Tapi saya lihat kok ngga ada referensinya setiap pokok bahasan. Tolong kalau bisa saya dikirimi referensinya, terutama untuk perhitunngan keseimbangan air dengan metode thornthwaite-matter.Kalau ngga keberatan juga software dong!

  4. Tari

    maaf tlg bantuannya saya sdng menyelesaikan tugas akhir tentang perencanaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), saya membutuhkan metode dan cara perhitungan neraca air Thorntwaite lengkap dengan tabel dan detail perhitungannya untuk menghitung timbulan leachate, dimana ya bisa mendapatkannya dalam waktu dekat ini, karena waktu sidang tinggal 1 bln lg. Mohon info selengkapnya…,trims

  5. jazz_piyu

    mas mayong,

    ada baiknya untuk setiap formula dikasih satuannya..
    seperti rumusan EP* disitu tidak diketahui berapa satuan besaran dari Evapotranspirasi. Kalo melihat dari formula disitu terdapat konstanta pengali adalah 16. Sedangkan di referensi lain menyebutkan konstantanya adalan 1.6 dengan satuan cm. Hal tersebut bisa menimbulkan suatu persepsi dan hasil yang 10 kali lebih besar dari ukuran sebenarnya apabila kita tidak tahu satuannya.

    mungkin yang dimaksud disini satuannya adalah dalam mm ya?

    begitu ya mas?
    CMIIW ya…

    Salam kagem pak Ir. Sahid, M.Si

  6. ahmad

    dalam buku “Hidrologi untuk Pengairan”, editor: Ir. Suyono Sosrodarsoo dan Kensaku Takeda terjemahan dari “Manual on Hydrology (Mori), rumus ET metode Meyer di atas adlh metode perhitungan Evaporasi empiris Penman (bukan evapotranspirasi)

  7. Nurlaila Hidayati

    apa perlu pengujian kepanggahan data, sebelum menghitung nilai evapotranspirasi?

  8. ken

    pak, bisa jelasin juga ga rumus evapotranspirasi dengan metode Blanney-Criddle?
    saya sedang melakukan pnelitian dengan metode tersebut.
    trima kasih

  9. rul duma

    dari semua metode pengukuran evapotranspirasi yang disebutkan diatas, metode manakah yang paling cocok digunakan untuk mengukur kebutuhan air tanaman pada pembibitan tanaman jarak pagar?? terima kasih atas balasannya.

  10. salut bgt bwt anda,sebagai mahasiswa saya merasa terbantu dengan info yang anda berikan mengenai bahasan Evapotranspirasi……saya mau minta bantuan kpd anda untuk mnampilkan metode Blaney Criddle untuk tugas mata kuliah hidrologi,semoga anda bisa memblz permintaan saya…trims

  11. mf pak,tlg tampilkan metode Blaney Criddle secara rinci…saya ada tgz mta kuliah hidrologi,semoga bpk bisa mblz permintaan saya…..trims

  12. hahahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

  13. amiie

    saya mau bertanya.
    evapotrasi merupakan penguapan air yang berasal dari siklus air yang langsung bukan?????
    karena tidak dijelaskan tentang hal tersebut.!!!!!!!!!!!

  14. jouanita chandra

    mas hatma yg terhormat, sy mau tanya suhu rata2 bulanan kan sulit utk ditentukan sehingga digunakan persamaan seperti yg tertulis di blog mas ini, dan di sana mencakup perhitungan pada 2 lokasi yg berbeda. nah yg mau sy tanyakan apa alasannya menggunakan 2 lokasi ygberbeda tsb apa tidak cukup dengan 1 lokasi saja ato bs g pake data suhu yg di bmkg? dari mana dapat perumusan seperti itu? knp harus menggunakan suhu rata2 bulanan, bisa g pake suhu rata2 harian jika bisa apa perbedaan keduanya dan pengaruhnya thd perhitungan bagaimana? sebab menurut literatur lain yg sy baca metode thronwaite itu menggunakan suhu rata2 harian. mas jawabanny ke email sy aja ya,,makasi sebeloemny.

  15. Evapotranspirasi adalah variabel yang penting dalam
    Melakukan analisa hidrologi.

    Masalahnya adalah data pendukung unt mengaplikasikan model
    Yang ada seperti mayer, penman dan lainnya sangat susah di dapatkan.
    Kalau kita melakukan pengukuran sendiri biayanya sangat mahal dan butuh waktu
    Yang lama.
    Bagaimana cara mengantisipasi data yang minim unt memakai
    Model yg sudah ada.
    Apa bila ada satu periode data yang lengkap unt suatu kawasan, apakah data tersebut bisa kita pakai
    Unt prediksi di periode yang lainnya. Karena menurut saya nilai evapotraspirasi yang dihitung dr
    Faktor suhu, tdk begitu banyak berobah. Terimakasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *