Peran Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan

Abstrak
Ancaman kerusakan hutan akibat perambahan dan penebangan liar jelas akan menimbulkan dampak negatif yang luar biasa besarnya karena adanya efek domino dari hilangnya hutan, terutama pada kawasan-kawasan yang mempunyai nilai fungsi ekologis dan biodiversitas besar. Akibat dari kejadian ini tidak saja hilangnya suatu kawasan hutan yang tadinya dapat mendukung kehidupan manusia dalam berbagai aspek misal kebutuhan akan air, oksigen, kenyamanan (iklim mikro), keindahan (wisata), penghasilan (hasil hutan non kayu dan kayu), penyerapan carbon (carbon sink), pangan dan obat-obatan akan tetapi juga hilanglah biodiversity titipan generasi mendatang.

Hutan Pinus di Indonesia sebagai salah satu hutan tanaman yang memiliki nilai ekonomi strategis dan persebarannya yang cukup luas saat ini diandalkan sebagai penghasil produk hasil hutan non kayu melalui produksi getahnya. Nilai ekonomi hutan Pinus dianggap masih rendah apabila hanya dihitung dari nilai getah dan kayunya saja, sudah saatnya dilakukan upaya penghitungan manfaat hutan sebagai penyedia jasa lingkungan yang diharapkan mampu memberikan nilai ekonomi lebih tinggi dengan mengetahui berbagai kemampuannya dalam menyediakan sumberdaya air, penyerap karbon, penghasil oksigen, jasa wisata alam, satwa, biodiversitas dan sebagainya.
Peran Hutan sebagai pengendali daur air dimulai dari peran tajuk dalam melakukan intersepsi, kemampuan vegetasi dalam melakukan evapotranspirasi, mengendalikan kadar lengas tanah melalui sistem perakaran dan mengendalikan aliran yang dikeluarkan dalam hutan. Hutan Pinus memiliki kemampuan dalam menyimpan karbon sebesar 147,84 ton/ha dengan prosentase penyimpanan terbesar pada bagian batang (73,46%), kemudian cabang (16,14%), kulit (6,99%), daun (3,17%) dan bunga-buah (0,24%). Pada hutan Pinus dengan luasan 101 ha mampu mengeluarkan potensi sumberdaya air dengan debit andalan yang dapat dipergunakan pada musim kemarau sebesar 1,82 liter/detik sedangkan pada musim penghujan debit yang dapat dimanfaatkan sebesar 29,82 – 67,55 liter/detik.

Selengkapnya silahkan Adownload

8 Comments

  1. dendroasper

    artikel ini menarik..
    salut.. kami masih butuh artikel mas.. yang lebih detil tentang carbon trade atau carbon sink, apasih .. penterjemanahn konsep tersebut, kami masih bingung. kalo mas ada lit.. yang bisa membantu tolong kasi tau kemana kami mencari.
    mengenai angka yang ada dalam artikel mas,. itu hasil penelitian siapa ..?? kalo memang ada pernah dipublikasikan dimana..?? sumbernya kalo bisa ditambah atau memang .. dari hasil penelitian mas. tks

  2. hendra

    Bagaimana prosedur untuk mendapatkan izin pengelolaan jasa lingkungan untuk ekowisata di dalam kawasan hutan negara?Adakah pedoman dari Departemen Kehutanan? mengingat di daerah saya Pulau Belitung ada beberapa kawasan hutan negara yang memiliki potensi wisata namun sampai saat ini belum dapat dikelola. Pemda Kab. Belitung berniat mengelola areal wisata tersebut namun terkendala dengan masalah perizinan karena lokasinya berada di dalam kawaan hutan lindung/produksi, mohon petunjuknya.
    terima kasih.

  3. astri

    Mas.. astri download tulisan Mas sebagai tambahan informasi.. astri ada penugasan kuliah, makasih
    (astri meirani mulyono putri… fkt-ugm-ksdh98, lulus 2003, tugas di TN Bukit Tigapuluh)

  4. Terunajaya

    Saya tertarik lebih lanjut dengan tulisan ini.
    Bagaimana cara saya memperolehnya.

    Terima kasih dan hormat saya

    TERUNAJAYA
    JALAN PERMATA KEMBANG NO.15
    KOMPLKS VILLA MALINA
    MEDAN(20132)
    SUMATERA UTARA

  5. mita ramayati

    nilai jasa lingkungan hutan saat ini sebenarnya laksana mutiara, bernilai tinggi namun perlu usaha untuk mendapatkannya.
    Karena tidak mudah, sayang, hal ini banyak yang kurang perhatian dan lebih berminat pada hasil yang mudah diperoleh saja, yaitu kayu, terutama dari HA dimana pemanenan kegiatn pertama.

    Sesungguhnya, bila kita lebih concern pada nilai jasa lingkungan, keuntungan materi dapat diperoleh, dan kelestarian hutan akan tetap terpelihara, dimana jasa tersebut akan selalu tersedia dengan sendirinya (double keuntungan bukan??)

    Bila hal ini telah dipahami setiap pihak, upaya pelestarian alam tak lagi sulit dilakukan, kegiatan semacam CDM atau REDD akan mudah diimplementasikan.

    Kembali, kesadaran lah yang sangat diperlukan..

    Salam rimbawan…

  6. ahmad nadhira

    kpd yth.pak suryatmojo, mohon izin sy bertanya, sy ada membaca sebuah hasil penelitian,sy ingin bertanya pd bpk knp pohon pinus jenis pinus kesiya di filiphina (umur 30 thn, dengan DBH 12,53 cm) memiliki kerapatan carbon 48,51 ton/ha yg lebih tinggi dibandingkan tectona grandis, acacia auriculiformis, g.arborea ? terima ksh atas penjelasannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *